Kurikulum Merdeka Belajar merupakan kebijakan pengembangan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk pembelajaran peserta didik di sekolah. Kebijakan belajar mandiri merupakan langkah transformasi pendidikan untuk terwujudnya Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia Unggul yang mempunyai Profil Mahasiswa Pancasila.
Kurikulum ini juga dikenal dengan pembelajaran intrakurikuler beragam dimana isinya akan lebih optimal sehingga siswa mempunyai waktu yang cukup untuk menggali konsep dan memperkuat kompetensi.
Mengapa Kurikulum Merdeka?
Tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia telah mengalami learning crisis cukup lama. Hasil belajar maupun hasil ujian PISA menunjukkan banyak anak Indonesia yang tidak mampu memahami teks sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar.
Disparitas pendidikan antar daerah dan kelompok masyarakat di Indonesia sangat mencolok. Dan hal ini diperparah dengan pandemi Covid-19 yang melanda selama kurang lebih 3 tahun. Untuk pulih dari situasi ini, diperlukan perubahan sistemik.
Salah satunya melalui kurikulum sekolah. Kemdikbud mengembangkan Kurikulum Merdeka dengan tujuan utama memulihkan pembelajaran dari krisis yang dialami anak Indonesia sejak lama.
Apa Karakteristik Kurikulum Merdeka?
Kurikulum merdeka yang sebelumnya dikenal dengan kurikulum prototype, dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel dan fokus pada materi esensial serta pengembangan karakter dan kompetensi siswa.
Kurikulum Merdeka yang diklaim mampu mendukung pemulihan pembelajaran akibat pandemi Covid-19 yang menyebabkan learning loss memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Pembelajaran berbasis proyek untuk pengembangan soft skill dan karakter sesuai profil mahasiswa pancasila.
- Pembelajaran yang fokus pada materi esensial akan membuat pembelajaran lebih mendalam untuk kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
- Guru mempunyai keleluasaan untuk melaksanakan pembelajaran yang berdiferensiasi sesuai dengan kemampuan siswa dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.
Apa kriteria sekolah yang akan menerapkan Kurikulum Merdeka?
Seperti diungkapkan Menteri Nadiem Makarim, saat ini setidaknya ada 2.500 sekolah atau 31,5 persen sekolah yang telah menggunakan kurikulum merdeka ini. Kurikulum ini diyakini membuat pembelajaran menjadi lebih sederhana, terarah, dan muatan materi lebih ringan.
Walaupun tidak ada seleksi dalam proses pendaftaran penerapan Kurikulum Merdeka, namun sekolah yang akan menerapkan Kurikulum Merdeka harus memenuhi beberapa kriteria utama yaitu memiliki minat dan komitmen dalam penerapan Kurikulum Merdeka untuk peningkatan pembelajaran.
Kepala sekolah terlebih dahulu akan diminta mempelajari materi tentang konsep Kurikulum Merdeka. Setelah akhirnya memutuskan untuk mencoba menerapkan kurikulum merdeka, pihak sekolah akan mengisi formulir pendaftaran dan survei singkat.
Kesediaan kepala sekolah dan guru untuk memahami dan menyesuaikan Kurikulum Merdeka dengan konteksnya masing-masing mempunyai peran penting yang menjadi kunci keberhasilan implementasi kurikulum ini.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan hanya menyiapkan skema tingkat implementasi kurikulum berdasarkan hasil survei sekolah yang telah dilakukan. Kemudian akan dilakukan pemetaan tingkat kesiapan dan pihak sekolah akan menyiapkan bantuan sesuai dengan kebutuhan.
Pentingnya mengetahui Kurikulum Merdeka adalah untuk meminimalisir tingkat kesalahpahaman terhadap implementasi Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka yang dalam pelaksanaan pembelajarannya menjadi lebih sederhana dan mendalam diharapkan mampu melejitkan kembali potensi anak bangsa.
Pijar Sekolah adalah platform pembelajaran digital terintegrasi yang mendukung sekolah dalam menciptakan pembelajaran digital yang seru dan menyenangkan.
Pijar Sekolah mempunyairibuan konten digital yang menarik, mulai dari buku digital interaktif, buku digital, video pembelajaran, hingga laboratorium virtual yang bisa digunakan oleh seluruh siswa untuk menunjang studinya di sekolah.